Pertentangan
Sosial
Konflik/Pertentangan berasal dari kata kerja latin configere yang
berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu
proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah
satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau
membuatnya tidak berdaya.
Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah
mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya,
konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Penyebab terjadinya konflik/Pertentangan
dimasyarakat
- Perbedaan
Kepentingan
Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah
laku dari individu. Individu bertingkah laku karena adanya dorongan untuk
memenuhi kepentingannya. Kepentingan ini bersifat esensial bagi
kelangsungan kehidupan individu itu sendiri. Jika individu berhasil memenuhi
kepentingannya, maka mereka akan merasa puas dan sebaliknya bila gagal akan
menimbulkan masalah bagi diri sendiri maupun bagi lingkungannya.
Individu yang berpegang pada prinsipnya saat
bertingkah laku, maka kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh individu tersebut
dalam masyarakat merupakan kepuasan pemenuhan dari kepentingan tersebut. Oleh
karena itu, individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang yang sama persis
dalam aspek-aspek pribadinya, baik jasmani maupun rohaninya. Dengan itu, maka akan
muncul perbedaan kepentingan pada setiap individu, seperti:
1. Kepentingan individu untuk memperoleh kasih
sayang.
2. Kepentingan individu untuk memperoleh harga diri.
3. Kepentingan individu untuk memperoleh penghargaan
yang sama.
4. Kepentingan individu untuk memperoleh prestasi
dan posisi.
5. Kepentingan individu untuk dibutuhkan orang lain.
6. Kepentingan individu untuk memperoleh kedudukan
didalam kelomponya.
7. Kepentingan individu untuk memperoleh rasa aman
dan perlindungan diri.
8. Kepentingan individu untuk memperoleh kemerdekaan
diri.
Dalam hal diatas menunjukkan ketidakmampuan suatu
ideologi mewujudkan idealisme yang akhirnya akan melahirkan suatu konflik.
Hal mendasar yang dapat menimbulkan suatu konflik adalah jarak yang terlalu
besar antara harapan dengan kenyataan pelaksanaan.
- Prasangka,
Diskriminasi, dan Ethnosentrisme
a. Prasangka dan diskriminasi
Prasangka dan Diskriminasi dapat merugikan
pertumbuh-kembangan dan bahkan integrasi masyarakat. Prasangka mempunyai dasar
pribadi, dimana setiap orang memilikinya. Melalui proses belajar dan semakin
dewasanya manusia, membuat sikap cenderung membeda-bedakan dan sikap tersebut
menjurus kepada prasangka. Apabila individu mempunyai prasangka dan biasanya
bersifat diskriminatif terhadap ras yang diprasangka. Jika prasangka disertai
dengan agresivitas dan rasa permusuhan, biasanya orang yang bersangkutan
mencoba mendiskiminasikan pihak-pihak lain yang belum tentu salah, dan akhirnya
dibarengi dengan sifat Justifikasi diri, yaitu pembenaran diri terhadap
semua tingkah laku diri.
b. Perbedaan Prasangka dan diskriminasi
Perbedaan Prasangka dan Diskriminasi, prasangka
adalah sifat negative terhadap sesuatu. Dalam kondisi prasangka untuk menggapai
akumulasi materi tertentu atau untuk status sosial bagi suatu individu atau
suatu. Seorang yang berprasangka rasial biasanya bertindak diskriminasi
terhadap rasa yang diprasangka.
Adapun cara-cara pemecahan konflik
tersebut adalah :
1.Elimination; yaitu pengunduran diri salah satu
pihak yang telibat dalam konflik yagn diungkapkan dengan : kami mengalah, kami
mendongkol, kami keluar, kami membentuk kelompok kami sendiri
2.Subjugation atau domination, artinya orang atau
pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang atau pihak lain
untuk mentaatinya
3.Mjority Rule artinya suara terbanyak yang
ditentukan dengan voting akan menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan
argumentasi.
4.Minority Consent; artinya kelompok mayoritas yang
memenangkan, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima
keputusan serta sepakan untuk melakukan kegiatan bersama
5.Compromise; artinya kedua atau semua sub kelompok
yang telibat dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah
6.Integration; artinya pendapat-pendapat yang
bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai kelompok
mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak
Integrasi
Integrasi adalah suatu keadaan di mana
kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan
mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka
masing-masing.
Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat
tidak bubar meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik
maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya. Menurut pandangan para
penganut funsionalisma struktur sistem sosial senantiasa terintegrasi di atas
dua landasan berikut :
1.Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas
tumbuhnya consensus (kesepakatan) di antara sebagian besar anggota masyarakat
tentang nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat fundamental (mendasar)
2.Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota
masyarakat sekaligus menjadi anggota dari berbagai kesatuan sosial
(cross-cutting affiliation). Setiap konflik yang terjadi di antara kesatuan
sosial dengan kesatuan sosial lainnya akan segera dinetralkan oleh adanya
loyalitas ganda (cross-cutting loyalities) dari anggota masyarakat terhadap
berbagai kesatuan sosial.
GOLONGAN BERBEDA DAN INTEGRASI SOSIAL
Masyarakat indonesia adalah masyarakat yang majemuk,
msyarakat majemuk itu dipersatukan oleh sistem nasional negara indonesia. Aspek
kemasyarakatan yang mempersatukannya antara lain:
1.Suku bangsa dan kebudayaannya
2. Agama
3. Bahasa
2. Agama
3. Bahasa
Cara
Integrasi dapat terselesaikan
1. Untuk meningkatkan Integrasi Sosial, Maka pada
diri masing-masing harus mengendalikan perbedaan/konflik yang ada pada suatu
kekuatan bangsa dan bukan sebaliknya.
2. Tiap warga masyarakat merasa saling dapat mengisi
kebutuhan antara satu dengan yang lainnya.
Pada intinya pasti setiap manusia memiliki keinginan
yang kuat dan perbedaan – perbedaan, dan kita harus bisa untuk mengendalikan
ego kita masing masing, juga berkompromi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar