Selasa, 29 Desember 2015

Beda Lingkungan Beda Cara Hidup



Masyarakat adalah sekumpulan individu dalam suatu wilayah tertentu yang mempunyai kebudayaan sama dan memiliki peraturan aturan yang sama (disepakati) yang hidup atau tinggal dalam waktu yang relatif sama.
Dimana masyarakat di suatu daerah, pastilah berbeda dengan masyarakat di tempat lain. Karna faktor lingkungan dimana masyarakat itu berada adalah faktor yang membedakan masyarakat tersebut. Cara bersosialisasinya, norma atau peraturan yang ada, adalah salah satu contoh perbedaan suatu masyarakat dengan masyarakat lain. Apalagi jika dibandingkan masyarakat perkotaan dengan masyarakat yang ada di desa.
Masyarakat perkotaan
Masyarakat kota (urban community) memiliki perbedaan dengan masyarakat pedesaan, berikut adalah ciri-ciri masyarakat perkotaan:
·         Kesadaran masyarakat perkotaan lebih sedikit kurang dalam hal agama
·         Kurangnya sosialisasi secara nyata (karena gadget dan sosmed)
·         Kemungkinan mendapat pekerjaan lebih banyak
·         Banyak perubahan karena masyarakat perkotaan pada umumnya terbuka dengan hal baru

Masyarakat pedesaan
Masyarakat pedesaan memiliki rasa kekeluargaan yang besar. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
·         Kesadaran akan norma yang ada dan norma-norma agama masih kuat
·         Memiliki perasaan yang kuat (kekeluargaan) antar individu
·         Sistem kehidupannya biasanya berkelompok, dan sosialisasinya lebih terasa
·         Kebanyakan kehidupannya sebagai petani

Perbedaan masyarakat perkotaan dengan masyarakat pedesaan sudah sangat jelas terlihat dari ciri-ciri masing-masing masyarakat. Walaupun perbedaan yang terlihat cukup signifikan, tapi masyarak perkotaan dengan masyarakat pedesaan juga memiliki hubungan karena pada dasarnya masyarakat perkotaan dan pedesaan saling ketergantungan.
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komonitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat. Bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada pemenuhan kebutuhan warganya akan bahan bahan pangan seperti beras sayur mayur , daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi bagi jenis jenis pekerjaan tertentu dikota. Misalnya saja buruh bangunan dalam proyek proyek perumahan. Proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja pekerja musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan dibidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.
“Interface”, dapat diartikan adanya kawasan perkotaan yang tumpang-tindih dengan kawasan perdesaan, nampaknya persoalan tersebut sederhana, bukankah telah ada alat transportasi, pelayanan kesehatan, fasilitas pendidikan, pasar, dan rumah makan dan lain sebagainya, yang mempertemukan kebutuhan serta sifat kedesaan dan kekotaan.
Salah satu bentuk hubungan antara kota dan desa adalah Urbanisasi dan Urbanisme. Dengan adanya hubungan Masyarakat Desa dan Kota yang saling ketergantungan dan saling membutuhkan, urbanisasi adalah berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan. (soekanto,1969:123 )
Walaupun disini terlihat banyak sisi positif dari masyarakat pedesaan, tapi masyarakat pedesaan pun punya beberapa aspek permasalahan dalam masyarakat pedesaan. Berikut beberapa contohnya:
a) Konflik ( Pertengkaran)
Ramalan orang kota bahwa masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang tenang dan harmonis itu memang tidak sesuai dengan kenyataan sebab yang benar dalam masyarakat pedesaan adalah penuh masalah dan banyak ketegangan. Karena setiap hari mereka yang selalu berdekatan dengan orang-orang tetangganya secara terus-menerus dan hal ini menyebabkan kesempatan untuk bertengkar amat banyak sehingga kemungkinan terjadi peristiwa-peristiwa peledakan dari ketegangan amat banyak dan sering terjadi.
Pertengkaran-pertengkaran yang terjadi biasanya berkisar pada masalah sehari-hari rumah tangga dan sering menjalar ke luar rumah tangga. Sedang sumber banyak pertengkaran itu rupa-rupanya berkisar pada masalah kedudukan dan gengsi, perkawinan, dan sebagainya.
b) Kontraversi (pertentangan)
Pertentangan ini bisa disebabkan oleh perubahan konsep-konsep kebudayaan (adat-istiadat), psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-guna (black magic). Para ahli hukum adat biasanya meninjau masalah kontraversi (pertentangan) ini dari sudut kebiasaan masyarakat.

c) Kompetisi (Persiapan)
Sesuai dengan kodratnya masyarakat pedesaan adalah manusia-manusia yang mempunyai sifat-sifat sebagai manusia biasanya yang antara lain mempunyai saingan dengan manifestasi sebagai sifat ini. Oleh karena itu maka wujud persaingan itu bisa positif dan bisa negatif. Positif bila persaingan wujudnya saling meningkatkan usaha untuk meningkatkan prestasi dan produksi atau output (hasil). Sebaliknya yang negatif bila persaingan ini hanya berhenti pada sifat iri, yang tidak mau berusaha sehingga kadang-kadang hanya melancarkan fitnah-fitnah saja, yang hal ini kurang ada manfaatnya sebaliknya menambah ketegangan dalam masyarakat.

d) Kegiatan pada Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan mempunyai penilaian yang tinggi terhadap mereka yang dapat bekerja keras tanpa bantuan orang lain. Jadi jelas masyarakat pedesaan bukanlah masyarakat yang senang diam-diam tanpa aktivitas, tanpa adanya suatu kegiatan tetapi kenyataannya adalah sebaliknya. Jadi apabila orang berpendapat bahwa orang desa didorong untuk bekerja lebih keras, maka hal ini tidaklah mendapat sambutan yang sangat dari para ahli. Karena pada umumnya masyarakat sudah bekerja keras.
Kesimpulan

Meskipun banyak sekali perbedaan antara masyarakat desa dan kota,namun diantara kedua komponen tersebut memiliki hubungan yang signifikan,artinya kehidupan perekonomian di kota tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak ada pasokan tenaga atau barang dari desa,begitu juga sebaliknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar