Masyarakat adalah
sekumpulan individu dalam suatu wilayah tertentu yang mempunyai kebudayaan sama
dan memiliki peraturan aturan yang sama (disepakati) yang hidup atau tinggal
dalam waktu yang relatif sama.
Dimana masyarakat di
suatu daerah, pastilah berbeda dengan masyarakat di tempat lain. Karna faktor
lingkungan dimana masyarakat itu berada adalah faktor yang membedakan
masyarakat tersebut. Cara bersosialisasinya, norma atau peraturan yang ada,
adalah salah satu contoh perbedaan suatu masyarakat dengan masyarakat lain. Apalagi
jika dibandingkan masyarakat perkotaan dengan masyarakat yang ada di desa.
Masyarakat
perkotaan
Masyarakat kota (urban community) memiliki perbedaan
dengan masyarakat pedesaan, berikut adalah ciri-ciri masyarakat perkotaan:
·
Kesadaran masyarakat perkotaan lebih
sedikit kurang dalam hal agama
·
Kurangnya sosialisasi secara nyata (karena
gadget dan sosmed)
·
Kemungkinan mendapat pekerjaan lebih
banyak
·
Banyak perubahan karena masyarakat
perkotaan pada umumnya terbuka dengan hal baru
Masyarakat
pedesaan
Masyarakat pedesaan memiliki rasa kekeluargaan yang
besar. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
·
Kesadaran akan norma yang ada dan
norma-norma agama masih kuat
·
Memiliki perasaan yang kuat
(kekeluargaan) antar individu
·
Sistem kehidupannya biasanya
berkelompok, dan sosialisasinya lebih terasa
·
Kebanyakan kehidupannya sebagai petani
Perbedaan masyarakat
perkotaan dengan masyarakat pedesaan sudah sangat jelas terlihat dari ciri-ciri
masing-masing masyarakat. Walaupun perbedaan yang terlihat cukup signifikan,
tapi masyarak perkotaan dengan masyarakat pedesaan juga memiliki hubungan
karena pada dasarnya masyarakat perkotaan dan pedesaan saling ketergantungan.
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komonitas
yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar
diantara keduanya terdapat hubungan yang erat. Bersifat ketergantungan, karena
diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada pemenuhan kebutuhan
warganya akan bahan bahan pangan seperti beras sayur mayur , daging dan ikan.
Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi bagi jenis jenis pekerjaan
tertentu dikota. Misalnya saja buruh bangunan dalam proyek proyek perumahan.
Proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak.
Mereka ini biasanya adalah pekerja pekerja musiman. Pada saat musim tanam
mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan dibidang pertanian mulai
menyurut, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota terdekat untuk
melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.
“Interface”, dapat
diartikan adanya kawasan perkotaan yang tumpang-tindih dengan kawasan
perdesaan, nampaknya persoalan tersebut sederhana, bukankah telah ada alat
transportasi, pelayanan kesehatan, fasilitas pendidikan, pasar, dan rumah makan
dan lain sebagainya, yang mempertemukan kebutuhan serta sifat kedesaan dan
kekotaan.
Salah satu bentuk
hubungan antara kota dan desa adalah Urbanisasi dan Urbanisme. Dengan
adanya hubungan Masyarakat Desa dan Kota yang saling ketergantungan dan saling
membutuhkan, urbanisasi adalah berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau
dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat
perkotaan. (soekanto,1969:123 )
Walaupun disini
terlihat banyak sisi positif dari masyarakat pedesaan, tapi masyarakat pedesaan
pun punya beberapa aspek permasalahan dalam masyarakat pedesaan. Berikut beberapa
contohnya:
a) Konflik ( Pertengkaran)
Ramalan orang kota
bahwa masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang tenang dan harmonis itu memang
tidak sesuai dengan kenyataan sebab yang benar dalam masyarakat pedesaan adalah
penuh masalah dan banyak ketegangan. Karena setiap hari mereka yang selalu
berdekatan dengan orang-orang tetangganya secara terus-menerus dan hal ini
menyebabkan kesempatan untuk bertengkar amat banyak sehingga kemungkinan
terjadi peristiwa-peristiwa peledakan dari ketegangan amat banyak dan sering
terjadi.
Pertengkaran-pertengkaran
yang terjadi biasanya berkisar pada masalah sehari-hari rumah tangga dan sering
menjalar ke luar rumah tangga. Sedang sumber banyak pertengkaran itu
rupa-rupanya berkisar pada masalah kedudukan dan gengsi, perkawinan, dan
sebagainya.
b) Kontraversi
(pertentangan)
Pertentangan ini bisa
disebabkan oleh perubahan konsep-konsep kebudayaan (adat-istiadat), psikologi
atau dalam hubungannya dengan guna-guna (black magic). Para ahli hukum adat
biasanya meninjau masalah kontraversi (pertentangan) ini dari sudut kebiasaan
masyarakat.
c) Kompetisi
(Persiapan)
Sesuai dengan kodratnya
masyarakat pedesaan adalah manusia-manusia yang mempunyai sifat-sifat sebagai
manusia biasanya yang antara lain mempunyai saingan dengan manifestasi sebagai
sifat ini. Oleh karena itu maka wujud persaingan itu bisa positif dan bisa negatif.
Positif bila persaingan wujudnya saling meningkatkan usaha untuk meningkatkan
prestasi dan produksi atau output (hasil). Sebaliknya yang negatif bila
persaingan ini hanya berhenti pada sifat iri, yang tidak mau berusaha sehingga
kadang-kadang hanya melancarkan fitnah-fitnah saja, yang hal ini kurang ada
manfaatnya sebaliknya menambah ketegangan dalam masyarakat.
d) Kegiatan pada
Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan
mempunyai penilaian yang tinggi terhadap mereka yang dapat bekerja keras tanpa bantuan
orang lain. Jadi jelas masyarakat pedesaan bukanlah masyarakat yang senang
diam-diam tanpa aktivitas, tanpa adanya suatu kegiatan tetapi kenyataannya
adalah sebaliknya. Jadi apabila orang berpendapat bahwa orang desa didorong
untuk bekerja lebih keras, maka hal ini tidaklah mendapat sambutan yang sangat
dari para ahli. Karena pada umumnya masyarakat sudah bekerja keras.
Kesimpulan
Meskipun banyak sekali perbedaan antara masyarakat
desa dan kota,namun diantara kedua komponen tersebut memiliki hubungan yang
signifikan,artinya kehidupan perekonomian di kota tidak akan berjalan dengan
baik apabila tidak ada pasokan tenaga atau barang dari desa,begitu juga
sebaliknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar