Sabtu, 17 Oktober 2015

Saya Anti Mainstream

Saya anti mainstream! Ya itu adalah slogan yang harus saya tunjukan kepada teman teman saya. Anti mainstream disini berarti saya harus bisa berbeda dengan kebanyakan anak muda yang negative, tapi bukan berarti juga saya anak muda yang rajin, pintar, kutu buku atau semacamnya. Paling tidak, saya menjalani hidup saya dengan tidak terlalu terikat dengan pergaulan anak muda jaman sekarang yang semakin tidak karuan. Entah kenapa akhir-akhir ini banyak orang yang mendefinisikan ‘anak muda’ atau ‘pemuda’ adalah negative.

Walaupun saya juga termasuk masih muda, tapi entah mengapa dibenak saya pun yang pertama kali keluar saat mendengar kata ‘anak muda’ adalah satu hal yang negative. Ya memang tidak semua anak muda seperti itu, saya tahu masih banyak anak muda yang creative dan inovativ diluar sana. Mungkin karna saya terpengaruh dengan berita berita yang ada. Kasus narkoba, pembegalan, balap liar, pembunuhan dan yang lainnya banyak dilakukan oleh anak muda.

 Ada beberapa factor yang membuat pemuda sekarang menjadi semakin bebas.

 • Factor keluarga. Keluarga adalah tempat terpenting dimana kita dibentuk nantinya, walaupun memang factor-factor lainnya dapat merubah seseorang, tapi tetap saja keluarga adalah dasar pembentukan karakter kita. Orang tua yang gampang emosi atau gampang main tangan adalah salah satu contoh buruk dalam keluarga, dalam pembentukan pemikiran dan mental anak. Ya mungkin ada beberapa anak yang berhasil deri keluarga yang seperti ini, tapi saya yakin tidak semua anak bisa diperlakukan dengan cara seperti ini. Ada beberapa anak yang malah bisa terganggu dengan orang seperti ini, dan anak pun memupuk rasa kebencian yang ada dan pada saat beranjak muda dapat memicu tindak kriminal, seperti membunuh orang tua contohnya. Ada beberapa kasus yang saya lihat diberita seperti ini, karena dendam akan perlakuan kasar kepada orang tua. Hal seperti ini adalah hal yang menyedihkan dimana manusia sudah tidak berfikir dengan akal sehatnya, hanya dengan nafsu dan egonya saja, dan yang lebih menyeramkan lagi tindak kejahatan seperti ini sudah banyak terjadi di Negara kita.

Bukan berarti orang tua yang tidak peduli dengan anaknya itu lebih baik dari pada orang tua yang temperamental, orang tua yang acuh tak acuh pada anaknya pun menjadi salah satu factor buruknya pemuda di sosial. Mungkin terlalu sibuknya orang tua sampai lupa akan anaknya, dan si anak merasa diacuhkan dan tidak dianggap. Lalu anak muda ini mencari perhatian dan kesenangan diluar sana yang ia dapatkan dan akhirnya menimbulkan pelencengan norma sosial seperti sex bebas, balap liar atau lainnya.

 Dalam hal pembentukan pemuda pemudi yang berkualitas peran orang tua juga sangat di perlukan agar dapat menghasilkan anak muda yang berkualitas.

• Factor pendidikan. Pendidikan sangat penting untuk seseorang. Karna dalam menuntut ilmu, seseorang tidak hanya diberikan materi, tapi juga dibekali kedisiplinan agar dapat mencetak anak muda yang taat akan norma dan perarturan. Agar dapat bersosialisasi di ruang lingkup yang lebih luas, agar dapat bersaing dengan orang lain. Tanpa adanya pendidikan, dapat membuat seorang anak melakukan penyimpangan sosial yang ada karena tidak di bekali pelajaran tentang perilaku dan sebagainya. Hal ini juga dapat melakukan tindak kriminal. Anak muda yang tidak terdidik atau tidak memiliki skil akan susah dalam mencari pekerjaan, maka terjadilah tindak kriminal untuk mencari uang dengan cara cepat seperti membegal, mencuri dan semacamnya.

 Dalam hal pendidikan ini pemerintah harus campur tangan agar semua anak di Indonesia terdidik dan mencetak anak muida yang berkualitas.

 • Factor pencarian jati diri dan orang lain. Masa muda adalah masa dimana seseorang yang masih labil yang mencari identitas jati dirinya. Factor ini juga dapat memengaruhi seseorang kedepannya nanti, ditambah juga factor dari orang lain. Dalam hal ini peran orang tua dan lingkungan sangat penting untuk dapat mengawasi anak muda agar tidak melenceng atau ikut-ikutan hal yang negative. 


Masa muda adalah masa yang penting menentukan seseorang kedepannya nanti. Karena banyak harapan yang di pupuk lewat generasi muda. Saya, anak muda Indonesia berharap banyak lewat tulisan ini agar semakin banyak anak muda yang Anti Mainstream! Tidak terpengaruh pergaulan anak muda jaman sekarang. Saya juga berharap banyak agar peran orang tua, lingkungan dan pemerintah membantu dalam mengawasi generasi muda di Bumi Pertiwi, Indonesia.